Perkembanganperdagangan didukung oleh keadaan dan letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak di persimpangan jalan perdagangan internasional. Para pedagang Cina yang akan ke India singgah dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang dan India yang akan ke Cina. Di Sriwijaya para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan. Sriwijaya menaklukan kerajaan Bengkulu dan menguasai samudera Hindia Kerajaan Sriwijaya mengalahkan Kerajaan Bengkulu dan menguasai Samudera Hindia
SiddhayatraVol. 22 (2) November 2017: 63-76 68 3.2 Strategi Sriwijaya dalam Menguasai Jalur Perdagangan Antara Untuk menjaga kekuasaan dan keamanan di wilayah kepulauan Nusantara,
Ilustrasi perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena terletak di wilayah yang strategis., sumber gambar Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang mengalami perkembangan cukup pesat. Pada era kejayaannya, perdagangan sangat maju dan menjadi salah satu sumber perekonomian utamanya. Perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena terletak di wilayah yang yang kita tahu, nusantara memiliki daerah yang sebagian besarnya terdiri dari perairan. Hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat terdahulu untuk melakukan perdagangan dengan jalur karena itu, tidak heran jika dulu wilayah sungai dan laut sangat ramai dengan kapal-kapal pedagang yang berasal dari berbagai daerah. Bahkan, Indonesia telah dilalui jalur perdagangan laut antara China dan India pada abad Perdagangan di Kerajaan SriwijayaIlustrasi perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena terletak di wilayah yang strategis., sumber gambar saja alasan yang menyebabkan perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan? Simak penjelasannya di bawah ini1. Letak Kerajaan Sriwijaya yang StrategisLetak geografis Indonesia berada di antara dua benua, yakni benua Asia dan benua Australia serta diapit oleh dua samudera, yakni Samudera Hindia dan Samudera yang strategis membuat kawasan nusantara dilalui oleh para pelaut dari berbagai penjuru dunia. Dengan begitu, nusantara sejak dulu telah menjadi jalur pelayaran dan perdagangan abad ke-7-11, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan di nusantara karena letaknya berada di lintasan pelayaran dan perdagangan antara Asia selatan dan Asia Timur. Pemerintahan kerajaan ini berpusat di wilayah Palembang, tepatnya di tepi Sungai Musi. Bukan hanya itu, kerajaan Sriwijaya juga menguasai dua perairan penting, yani Selat Sunda dan Selat Runtuhnya Kerajaan Funan di VietnamSelain karena letaknya yang strategis, perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena runtuhnya kerajaan Funan di Vietnam karena serangan dari Kamboja. Hal ini menyebabkan Kerajaan Sriwijaya menjadi berkembangan dengan cepat sebagai wilayah maritime yang Perkembangan Politik dan PemerintahanPada masa pemerintahan Dapunta Hyang Srijayanagara, Kerajaan Sriwijaya memperluas wilayahnya ke berbagai daerah. Adapun daerah yang berhasil dikuasai yaitu Tulang-Bawang, Kedah, Pulau Bangka, dan lain-lain. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan kerajaan Sriwijaya mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam hal penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena letaknya strategis, runtuhnya kerajaan Funan, dan perkembangan politik di masa pemerintahan Dapunta Hyang Srijayanagara. Adapun kerajaan ini mengalami keruntuhan pada abad ke-13.
Sangatdimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang dan ulama Muslim dari Timur Tengah, sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatra kelak, di saat melemahnya
Masyarakat sriwijaya sebagian besar hidup dari perdagangan dan pelayaran letak nya strategis di jalur perdagangan antara india dan cina hal ini adalah faktor sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim yang penting di sumatra dan bahkan menjadi pengendali jalur perdagangan antara india dan tiongkok
SekolahMenengah Pertama terjawab Konsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta 2 Lihat jawaban Iklan Jawaban 2.0 /5 6 una66 Sriwijaya menaklukan kerajaan Bengkulu dan menguasai samudera Hindia Iklan Jawaban 1.0 /5 4 PanjiCSDewanata Kerajaan Sriwijaya mengalahkan Kerajaan Bengkulu dan menguasai Samudera Hindia Iklan

Nama kerajaan Sriwijaya pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bagi yang belum tahu, Sriwijaya adalah salah satu kerajaan nusantara bercorak Buddha pertama yang ada di Nusantara. Berdasarkan prasasti Kota Kapur, Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa di tepian Sungai Musi. Sriwijaya identik dengan sebutan kerajaan maritim. Kejayaan Sriwijaya berhasil dicapai pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa yang berkuasa pada abad ke-9. Pada saat itu, terjadi perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada sektor maritim. Kala itu, pengaruh maritim Sriwijaya sangatlah luas bahkan daerah kekuasaannya pun hingga meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian berikut adalah fakta menarik seputar sejarah Sriwijaya sebagai kerajaan maritim Nusantara, disimak, ya!1. Menguasai jalur perdagangan penting Ilustrasi Selat Malaka US Department of DefenseSriwijaya berhasil menguasai lintas perdagangan dan pelayaran dari kerajaan-kerajaan Barat ke Tiongkok dan sebaliknya. Selain itu, karena pengaruh maritim Sriwijaya yang sangat luas, maka tidaklah heran jika Sriwijaya juga mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka. Posisi Sriwijaya saat itu benar-benar menguntungkan karena Selat Malaka merupakan salah satu pelabuhan vital yang banyak disinggahi pedagang asing pada saat kesempatan itu tidak disia-siakan begitu saja, Sriwijaya segera menerapkan aturan mengenai kapal-kapal dagang asing yang akan atau sedang melakukan kegiatan perdagangan di wilayah kekuasaannya, dimana mereka tidak diperbolehkan menggunakan kapal sendiri melainkan harus menggunakan kapal milik Menerapkan 5 strategi jituilustrasi strategi maritim Sriwijaya tidak semata-mata diraih begitu saja, ternyata dibalik kejayaan yang diraih, para penguasa Sriwijaya menerapkan lima strategi yang dinilai ampuh menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim terkuat pada masa Abd Rahman Hamid dalam buku Sejarah dan Budaya Maritim Indonesia lima strategi tersebut yakni memudarkan pengaruh dan kuasa kerajaan-kerajaan pelabuhan pesisir di Sumatra, Semenanjung Malaya, bahkan Jawa. Kedua, jalur pelayaran dan niaga maritim dari dan ke Nusantara, Cina, dan India termasuk Laut Tengah dikontrol oleh ketiga, melakukan pendekatan dengan daerah vassal dalam hubungan niaga dan politik. Keempat, mengeratkan hubungan dengan Cina karena Cina memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perniagaan. Lantas yang terakhir, memperkuat pertahanan wilayah kekuasaannya terutama di laut dengan mengandalkan kerja sama dengan berbagai pihak. Baca Juga 5 Destinasi Warisan Kerajaan di Jawa Timur, Belajar Sejarah Yuk! 3. Memiliki pelabuhan kuno bernama Barus ilustrasi pelabuhan tradisional raihanMenurut Ambary dalam Didik Pradjoko dan Bambang Budi Utomo, 201395 contoh pelabuhan kuno yang dimiliki oleh Sriwijaya yaitu Barus. Pelabuhan yang terletak di pantai barat Sumatra ini diperkirakan sudah digunakan sejak abad ke-10 dan telah banyak disinggahi pedagang-pedagang asing terutama saudagar yang datang dari arah barat India, Persia, dan Timur Tengah.Di pelabuhan ini, diperdagangkan barang-barang dari Cina, antara lain keramik dan manik-manik kaca, serta gelas kaca dari Persia dan Iraq. Sementara itu, Sriwijaya menjual kapur barus sebagai komoditas utamanya dan biasanya para saudagar Cina menyebut komoditas ini dengan nama Menjalin hubungan dengan bangsa asingilustrasi budaya asing strategi-strategi yang diterapkan oleh para penguasa kerajaan, Sriwijaya berhasil mengeratkan hubungan dagang dengan beberapa bangsa asing, seperti Cina dan India. Seperti yang tercatat dalam sejarah Dinasti Tang Sintangshu yang menyebutkan bahwa Sriwijaya kerap mengirimkan dutanya ke Cina atau Kanton, selain itu kantor agen perdagangan yang didirikan di Kanton menyebutkan bahwa orang-orang Sriwijaya adalah salah satu orang yang menempati kantor juga memiliki hubungan hangat dengan kerajaan di India Selatan, Chola. Meskipun tidak sepenuhnya mengenai kepentingan maritim, dimana Chola lebih memfokuskan hubungannya dengan Sriwijaya dalam bidang pengembangan agama Buddha Mahayana, seperti yang kita ketahui kala itu Sriwijaya menjadi pusat belajar agama Meminta bantuan “orang laut” ilustrasi kapal laut Sriwijaya mengenai memperkuat pertahanan wilayah kekuasaan terutama di laut, salah satunya adalah dengan mengandalkan kerja sama dengan "orang laut”. Strategi ini bukanlah kebohongan semata, hal tersebut memang benar adanya mengingat wilayah kekuasaan Sriwijaya yang sangat dari itu, penguasa Sriwijaya memutuskan untuk bekerja sama dengan "orang laut" yang maksudnya adalah pengembara maupun bajak laut yang mereka anggap sangat andal, kuat, dan juga berpengalaman. Salah satu kawasan yang dijaga oleh para pengembara atau bajak laut yaitu pesisir Kepulauan Riau yang merupakan pintu masuk Selat Malaka. Menurut Munoz dalam Abd Rahman Hamid, 201355 hasil pajak yang mereka tarik dari kegiatan perdagangan digunakan untuk membayar upeti kepada para pengembara atau bajak laut menarik, bukan, fakta-fakta mengenai Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim? Fakta mana yang baru kamu ketahui? Baca Juga Jarang Terekspos, Ini 5 Kerajaan Kuno Sebelum Islam di Jazirah Arab IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Konsentrasikerajaan sriwijaya pada bidang perdagangan didukung oleh fakta. a. sriiwijaya merupakan kerajaan bercorak hindu b. balaputradewa berhasil membawa sriwijaya ke puncak kejayaan c. sriwijaya terletak di dekat sungai musi d. sriwijaya pusat penyebaran agama budha e, sriwijaya banyak menghasilkan beras tanvi Jawabannya e kak Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang hasil perekonomiannya diperoleh melalui kegiatan perdagangan. Selain itu Kerajaan Sriwijaya juga mempunyai letak geografis yang sangat strategis. Letak Sriwijaya yang strategis inilah yang kemudian menyebabkan Sriwijaya sering dilalui oleh para pedagang asing pada abad ke 7. Dari adanya perdagangan dengan bangsa asing inilah kemudian yang menyebabkan Sriwijaya memiliki hubungan multilateral dengan bangsa-bangsa asing seperti Cina dan Arab. Dikutip dari artikel berjudul “Sriwijaya dalam Perdagangan Dunia” oleh Risa Herdanita Putri, diketahui bahwa Nusantara telah terhubung dengan perdagangan secara internasional sejak awal masehi. Buktinya berupa sisa-sisa kompleks dari abad ke 3 Masehi. Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7 telah menjadi pusat perdagangan yang ramai. Pusat kerajaan Sriwijaya selalu dilalui oleh kapal-kapal yang berlayar dari Cina menuju India dan sebaliknya. Kapal-kapal yang melintas tersebut kemudian melewati wilayah pulau Belitung yang kemudian singgah di pusat Kerajaan Sriwijiya. Bagi Sriwijaya, pulau Bangka mempunyai peranan yang sangat penting. Selain Bangsa India dan Cina, Bangsa Arab juga diketahui melakukan hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya. Dinasti umayah dari Arab diketahui melakukan kerja sama dengan Sriwijaya pada abad ke 8 Masehi. Perdagangan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan di Nusantara yang mempunyai peranan sangat kuat dalam aspek kemaritiman. Letak Kerajaan Sriwijaya menurut berita Cina yaitu terletak di Sungai Musi Palembang, Sumatra Selatan Sholeh, 2017 66. Selat Malaka merupakan pintu bagi para pedagang India menuju ke Nusantara dan bagi para pedagang Cina menuju Selat Bangka Sholeh, Sari, Berliani, 2019 27. Selat Malaka dan Selat Bangka merupakan wilayah perairan yang sangat sangat sering dilalui pada abad ke 7 Masehi. Dengan ramainya para pedagang yang melewati Selat Malaka menuju ke Selat Bangka, menyebabkan Selat Bangka merupakan wilayah yang strategis bagi Sriwijaya. Selain Selat Malaka, Selat Bangka dan Selat Karimata merupakan wilayah yang memiliki peranan penting bagi Sriwijaya. Hal ini dikarenakan kedua jalur tersebut ramai dilalui oleh para pedagang yang bertujuan ke Cina maupun sebaliknya Sholeh, Sari, Berliani, 2019 28-29. Jalur perdagangan Sriwijaya yang sangat ramai tersebut, terus mengalami perkembangan, dan menjadi wilayah yang penting. Para pedagang dari bangsa Cina dan India lebih memilih menggunakan jalur perdagangan maritime dalam melakukan perdagangannya. Rute jalur perdagangan yang dilalui oleh mereka yaitu Cina-Laut Cina Selatan-Selat Malaka-Bandar dagang Sriwijaya-India-Oman-dan Arab begitu pun sebaliknya Sholeh, 2017 67 dan mereka memilih untuk singgah di Sriwijaya. Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Tang Pada abad ke7 Masehi diketahui bahwa Sriwijaya telah melakukan transaksi pedagangan ekspor-impor dengan Cina. Sriwijaya melakukan ekspor barang-barang komoditinya berupa gading gajah, kemenyan, buah-buahan, gula putih, cincin kristal, kapur barus, karang, cula badak, bumbu-bumbu, dan beberapa jenis obat -obatan Sholeh, 2017 74. Kejayaan Sriwijaya berlangsung pada saat Cina diduduki oleh kekuasaan Dinasti Tang. Sehingga diketahui bahwa pada tahun 683-740 Masehi Sriwijaya telah melakukan hubungan kerja sama dengan Dinasti Tang dari Cina. Hubungan baik antara Sriwijaya dan kekaisaran Cina ini merupakan strategi yang baik bagi Sriwijaya dalam mempertahan wilayahnya di Selat Malaka. Kerja sama yang dilakukan oleh Sriwijaya dengan Dinasti Tang diawali dengan Sriwijaya dan Dinasti Tang yang saling mengirimkan utusan dan mengirimkan upeti. Menurut kitab sejarah Dinasti Tang menyebutkan bahwa Sriwijaya telah mengirimkan utusan mereka ke Dinasti Tang pada tahun 607- 673 Masehi yang kemudian disusul oleh Dinasti Tang yang juga mengirimkan utusannya ke Sriwijaya pada tahun 683 Masehi. Peristiwa tersebut yang kemudian diduga menjadi awal hubungan resmi diantara kedua kerejaan besar ini Saputra, Hasan 64. Pada tahun 695 Masehi saat Sriwijaya dibawah kepemimpinan Raja Sri Jayasana Dapunta Hyang Sriwijaya membalas kunjungan para utusan Dinasti Tang dengan membawa upeti yang merupakan tanda bukti persahabatan antara Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Kemudian setelah itu, Dinasti Tang membalas kiriman upeti dari Sriwijaya tersebut berupa hadiah yang mana hadiah tersebut berupa sutra, perhiasan, serta porselen yang indah Saputra, Hasan 64. Salah satu alasan Sriwijaya mengirimkan upeti kepada kekaisaran Dinasti Tang sebagai butki tanda persahabatan dan Sriwijaya berharap agar Kekaisaran Dinasti Tang tidak membuka langsung perdagangan dari wilayah Asia Tenggara, sehingga menyebabkan kapal-kapal yang berlayar dari Cina dapat singgah di bandar-bandar milik Sriwijaya Saputra, Hasan 64. Cara ini dapat dikatakan selain menjalin hubungan persahabatan dengan Dinasti Tang, Sriwijaya juga melakukan strategi perdagangan dan mempertahankan wilayah perairannya yang strategis di Asia Tenggara. Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah Pada abad ke 8 Masehi pada saat Dinasti Umayyah dibawah pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, Sriwijaya diketahui telah menjalin hubungan dengan Dinasti Umayyah. Hubungan antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah ditandai dengan saling mengirimkannya surat diantara Sriwijaya dan Dinasti Umayyah. Dalam cacatatan tersebut berisikan bahwa Sriwijaya mengajukan permintaan kepada pemerintah Dinasti Umayyah bahwa Sriwijaya meminta kepada penguasa Dinasti Umayyah agar Sriwijaya dikirimkan seorang ulama sebagai penasehat raja Sriwijaya Wandiyo, Suryani, Sholeh, 2020 165. Dari adanya pengiriman surat tersebut dapat dikatakan bahwa Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah mempunyai hubungan baik. Hubungan yang dilakukan antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah juga dapat dikatakan toleran karena Sriwijaya merupakan Kerajaan yang memeluk agama Buddha tersebesar di Asia Tenggara pada masa itu dan Dinasti Umayyah merupakan pemerintahan yang beragama Islam dengan pusatnya di Mekah dan Madinah. Hubungan kerja sama internasional antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah juga tak luput dari kerja sama perdagangan. Para pedagang Arab yang mendagangkan dagangannya di Sriwijaya mereka singgah di Sriwijaya. Baik para pedagang Arab maupun Sriwijaya, mereka memperdagangkan barang-barang komoditas masing-masing. Komoditas yang dijual oleh Sriwijaya kepada para pedagang Arab pada saat itu ialah kapur barus, kemenyan, damar, kayu gaharu dan cendana. Sedangkan untuk para pedagang Arab yang memperdagangankan barang dagang komoditas mereka yang mereka bawa langsung dari Arab meliputi perhiasan, minyak wangi, pedang, serta benda-benda khas Arab lainnya Wandiyo, Suryani, Sholeh, 2020 167. Daftar Pustaka Berkah, Ahmad. 2020. Aktivitas Perdagangan Dan Perkembangan Islam Pada Masa 201. Hlm 49-50Putri, Risa Herdahita. 5 November 2019. “ Sriwijaya dalam Perdagangan Dunia”. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020Saputra, Alan. Hasan, Yunani. kerja sama Kerajaan Sriwijaya Dengan Dinasti Tang Tahun 683-740 M. Hlm 62-66Sholeh, Kabib. 2017. Jalur Pelayaran Dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke- 7 Masehi. Vol, 222. Hlm 63-74Sholeh, Kabib., Sari, Widya Novita., Berliani, Lisa. 2019. Jalur Perdagangan Kuno Di Selat Bangka Sebagai Letak Strategis Berkembangnya Kekuasaan Maritim Sriwijaya Abad VII-VIII Masehi. Vol, 11, Hlm 27-30Wandiyo., Suryani, Ida., Sholeh, Kabib. 2020. Nilai-Nilai Dialektika Hubungan Sriwijaya Dengan Dinasti Umayah Abad VIII Masehi. Vol, 92. Hlm 162-167 Masyarakatsriwijaya sebagian besar hidup dari perdagangan dan pelayaran letak nya strategis di jalur perdagangan antara india dan cina hal ini adalah faktor sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim yang penting di sumatra dan bahkan menjadi pengendali jalur perdagangan antara india dan tiongkok Iklan Pertanyaan baru di Sejarah
- Kerajaan Sriwijaya terletak di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, Sumatera Selatan. Pada masanya, kerajaan maritim ini banyak memberi pengaruh di nusantara. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa, yang berkuasa pada abad ke-9. Pada masa kejayaannya, Sriwijaya mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka dan daerah kekuasaannya meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa. Selain itu, kebesarannya juga dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti bidang maritim, politik, dan ekonomi. Dalam Bahasa Sanskerta, Sriwijaya berasal dari kata sri yang berarti cahaya dan wijaya yang artinya kemenangan. Jadi, arti Sriwijaya adalah kemenangan yang gemilang. Kerajaan ini mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan dari Selat Malaka Selat Sunda, hingga Laut Jawa. Baca Juga Pengaruh Budaya Hindu-Buddha dari India dan Islam dari Gujarat dan Persia, yang Wariskan Puing-puing Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Kutai, Suku Lamaholot pun Miliki Tradisi Kerukunan Beragama Baca Juga Termasuk Punya Bilik Gundik Perempuan di Kapal-kapal Mereka dan Pulau Emas Dihuni Ular Pemakan Manusia, Inilah Fakta-fakta Kerajaan Sriwijaya yang Tidak Diketahui Orang Letak Sriwijaya yang cukup strategis mendorong interaksi antara Sriwijaya dengan kerajaan di luar Nusantara, seperti kerajaan Nalanda dan kerajaan Chola dari India. Selain dengan India, Sriwijaya juga melakukan hubungan baik dengan pedagang-pedagang dari Tiongkok yang sering singgah. Perluasan daerah kekuasaan ini, mendorong perekonomian kerajaan menjadi maju. Di bawah kepemimpinan Balaputradewa, Sriwijaya menjadi kerajaan yang sangat berjaya. Pada abad ke-7 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Selat Sunda, Selat Malaka, Selat Bangka, dan Laut Jawa. Seperti yang disebutkan dalam Prasasti Ligor yang ditemukan di Ligor, pangkalan kerajaan Sriwijaya berfungsi untuk mengawasi perdagangan di Selat Malaka. Hingga abad ke-8 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Asia Tenggara. Oleh karena kekuasaannya yang sangat luas, Sriwijaya menjadi kerajaan maritim terbesar di seluruh Asia Tenggara. Baca Juga Berjaya Selama 7 Abad sebagai 'Kerajaan Internasioal' Runtuh Begitu Saja saat Kemunculan Majapahit, Begini Kekuatan Militer Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya Baca Juga Kerajaan Sriwijaya Sudah Lakukan Perdagangan Internasional dan Rangkul Para Bajak Laut untuk 'Kuasai' Lautan, Bahkan Rajanya Menimbun Kekayaan dengan Cara Ini hingga Punya Kapal-kapal Kegiatan perdagangan Sriwijaya berkembang pesat tidak terlepas dari letaknya di persimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari India yang akan berlayar ke China atau sebaliknya biasanya singgah di Sriwijaya. Selain singgah, para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan. Kondisi tersebut menyebabkan Sriwijaya makin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat kedudukannya, kerajaan Sriwijaya membentuk armada Angkatan Laut yang kuat. Melalui armada laut tersebut, Sriwijaya mampu menguasai kawasan perdagangan di Asia Tenggara, Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setelah beberapa abad berkuasa, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11. Baca Juga Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim? Baca Juga Siapakah Sebenarnya Anggota Wangsa Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno yang Juga Pergi ke Sumatera Mendirikan Kerajaan Sriwijaya? * PROMOTED CONTENT Video Pilihan
g9uq. 179 29 189 50 326 69 354 348 276

konsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta